Selasa, November 23, 2010

Saya Akan Berkomunikasi Layaknya Seorang Bayi

         Apakah seorang manusia mampu hidup sendiri? Tentu tidak, siapa bisa menyangkal bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Kebutuhan untuk bersama dan saling berkomunikasi mutlak menjadi bagian dari diri manusia. Ketika kita berdiri pada suatu tempat yang ramai, coba kita perhatikan betapa banyaknya orang-orang berkerumun dan saling berkomunikasi. Dan kunci utama terletak pada bahasa.
            Bahasa yang ada saat ini adalah warisan budaya yang berawal dari tulisan-tulisan, yang terbentuk dari huruf, kata, kalimat, dan membentuk suatu arti. Kita mampu menggunakan bahasa ibu kita sehari-hari dengan baik karena memang bahasa sudah terbentuk rapi sedemikian rupa. Namun bagaimana jika kita dilahirkan 3000 SM yang lalu dalam zaman dimana orangtua kita belum mengenal tulisan? Zaman dimana manusia berkomunikasi secara terbatas hanya dengan bahasa isyarat dan bukan bahasa (verbal).
            Ketika manusia masih berada dalam kandungan seorang ibu, ia akan menendang-nendangkan kakinya sebagai bahasa isyaratnya. Saat bayi tersebut dilahirkan ke dunia, ia akan meluapkan rasa syukurnya dengan tangisan khasnya. Ketika bayi mulai tumbuh, ia akan menggunakan mata dan mulutnya untuk mengatakan pada dunia bahwa saya lapar atau saya mengantuk. Ketika bayi buang air kecil maka seketika ia akan gelisah dan menangis, dari bahasa tubuh tersebut sang Ibu tahu bahwa bayinya mengompol dan sesegera mungkin mengganti popoknya. Begitu juga saat orang-orang mencoba menghibur bayi tersebut, ia akan tertawa karena menganggapnya lucu.
            Gambaran kehidupan bayi tersebut sama halnya ketika manusia hidup di zaman oral tanpa tulisan. Komunikasi manusia masih terbatas pada dengusan, bahasa isyarat, dan gerakan tangan. Ketika saya melihat sesuatu yang baru maka saya akan mengingatnya dengan menggambarnya pada dinding-dinding gua dengan bentuk-bentuk yang menyerupainya. Ketika saya berjalan dan melihat batu yang unik, saya akan mengingat batu tersebut dengan membawanya dan menunjukkan pada orang lain.
            Begitu juga ketika saya ingin memberikan peringatan bila ada bahaya atau untuk memberitahukan ditemukannya sesuatu yang berharga, saya akan berteriak sekuat-kuatnya untuk meningkatkan jangkauan komunikasi suara sehingga dapat secara simultan mencapai seluruh kelompok masyarakat di kawasan dimana saya berada. Saya akan lebih sering berkerumun dengan orang lain dan memulai komunikasi sederhana tanpa bahasa (modern) dan hanya menggunakan bahasa isyarat, dari situlah saya akan mempelajari banyak hal tentang cara hidup dan tentang kehidupan di masa tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar